MATERI HANDOUT 3
Nama
|
:
|
Pertemuan
ke
|
:
|
||
Kelas
|
:
|
Handout
ke
|
:
|
||
Mata
Pelajaran
|
:
|
Jumlah
halaman
|
:
|
||
Materi
|
:
|
Tanggal
|
:
|
1.
Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan belajar mengajar siswa diharapkan
dapat :
a.
Menjelaskan Hukum Archimedes
b.
Menerapkan Hukum Archimedes
2. Materi
Pembelajaran
A. Menjelaskan Hukum Archimedes
Kapal laut
yang massanya sangat besar
tetapi tidak
tenggelam, sedangkan sebuah batu yang ukurannya kecil dan terasa ringan bisa
tenggelam. Hal tersebut
dapat di pahami melalui konsep mengapung dan prinsip
Archimedes.
Archimedes
Archimedes lahir di Syracus, Romawi. Hasil karyanya
dalam ilmu Fisika antara lain alat penaik air dan hidrostatika. Ungkapannya
yang terkenal saat ia menemukan gaya ke atas yang dialami oleh benda di dalam
fluida, yaitu “ ureka” sangat melekat dengan namanya.
A.
Gaya Apung
Sebelum membahas
prinsip Archimedes lebih jauh, cobalah masukan batu ke dalam air laut atau air
kolam atau air yang ada dalam sebuah wadah, misalnya ember).
Ketika dirimu menimbang batu di dalam air, berat batu yang terukur pada
timbangan pegas menjadi lebih
kecil dibandingkan dengan ketika dirimu menimbang batu di udara (tidak di dalam
air). Massa batu yang
terukur pada timbangan lebih kecil karena ada gaya apung yang menekan batu ke
atas. Efek yang sama
akan dirasakan ketika kita mengangkat benda apapun dalam air. Batu atau benda
apapun akan terasa
lebih ringan jika diangkat dalam air. Hal ini bukan berarti bahwa sebagian batu
atau benda yang diangkat
hilang sehingga berat batu menjadi lebih kecil, tetapi karena adanya gaya
apung. Arah gaya apung
ke atas, atau
searah dengan gaya angkat yang kita berikan pada batu tersebut sehingga batu
atau benda apapun yang diangkat di dalam
air terasa lebih ringan.
Keterangan
gambar :
Fpegas
= gaya pegas, w = gaya berat batu, F1 = gaya yang diberikan fluida
pada bagian atas batu, F2 = gaya
yang
diberikan fluida pada bagian bawah batu, Fapung = gaya apung.
Fapung
merupakan gaya total yang diberikan fluida pada batu (Fapung = F2-F1).
Arah gaya apung (Fapung) ke
atas,
karena gaya yang diberikan fluida pada bagian bawah batu (F2) lebih
besar daripada gaya yang diberikan
fluida pada bagian atas batu (F1). Hal ini dikarenakan tekanan
fluida pada bagian bawah lebih
besar
dari pada tekanan fluida pada bagian
atas batu.
B. Menerapkan Hukum Archimedes
Dalam kehidupan sehari-hari, kita akan
menemukan bahwa benda yang dimasukan ke dalam fluida seperti air misalnya, memiliki
berat yang lebih kecil dari pada
ketika benda tidak berada di dalam fluida
tersebut.
Mengangkat sebuah batu dari atas permukaan tanah tetapi
batu yang sama
dengan mudah diangkat dari dasar kolam. Hal ini disebabkan karena adanya gaya
apung sebagaimana telah dijelaskan
sebelumnya. Gaya apung terjadi karena adanya perbedaan tekanan fluida pada kedalaman yang berbeda.
Seperti yang sudah di jelaskan
pada pokok bahasan Tekanan
pada
Fluida, tekanan fluida bertambah terhadap kedalaman.
Semakin dalam fluida (zat cair), semakin
besar
tekanan fluida tersebut. Ketika sebuah benda dimasukkan ke dalam fluida, maka
akan terdapat perbedaan
tekanan antara fluida pada bagian atas benda dan fluida pada bagian bawah
benda. Fluida yang
terletak pada bagian bawah benda memiliki tekanan yang lebih besar daripada
fluida yang berada di
bagian atas benda (perhatikan
gambar di bawah).
Pada gambar di atas,
tampak sebuah benda melayang di dalam air. Fluida yang berada dibagian bawah benda memiliki tekanan yang lebih
besar dari pada
fluida yang terletak pada bagian atas benda. Hal ini disebabkan karena fluida yang
berada di bawah benda memiliki kedalaman yang lebih besar daripada fluida yang berada di atas benda (h2
> h1).
Besarnya
tekanan fluida pada kedalamana h2 adalah :
= = A =A
Besarnya
tekanan fluida pada kedalamana h1 adalah :
= = A =A
F2
= gaya yang diberikan oleh fluida pada bagian bawah benda, F1 = gaya
yang diberikan oleh fluida pada bagian atas benda, A = luas
permukaan benda. Selisih
antara F2 dan F1 merupakan gaya total yang diberikan oleh
fluida pada benda, yang kita kenal
dengan
istilah gaya apung. Besarnya gaya apung adalah :
F
apung = F2 –
F1
F
apung = (gh2A) –
(gh1 A)
F
apung = gA (h2
–
h1)
F
apung = F
gAh
F
apung = F
gV
Keterangan
:
F =
massa jenis fluida
g
= percepatan gravitasi
V
= volume benda yang berada di dalam fluida
Karena
= m = (persamaan
massa jenis)
Maka
persamaan yang menyatakan besarnya gaya apung (Fapung)
dapat
di tulis
menjadi :
F
apung
= F
gV
m =
F
apung
= mF g
F
apung
=
wF
mFg
= wF
= berat fluida yang memiliki volume yang sama dengan volume benda yang
tercelup. Berdasarkan
persamaan di atas, bahwa gaya apung pada benda sama dengan berat fluida yang dipindahkan.
Ingat bahwa yang dimaksudkan dengan fluida yang dipindahkan di sini adalah volume fluida yang
sama dengan volume benda yang tercelup dalam fluida. Pada gambar di atas, menggunakan ilustrasi di mana
semua bagian benda tercelup dalam fluida (air).
Jika dinyatakan dalam gambar maka akan
tampak sebagai berikut :
Apabila
benda yang dimasukkan ke dalam fluida, terapung, di mana bagian benda yang
tercelup hanya sebagian
maka volume fluida yang dipindahkan = volume bagian benda yang
tercelup dalam fluida tersebut.
Tidak peduli apapun benda dan bagaimana bentuk benda tersebut, semuanya akan
mengalami hal
yang sama. Ini adalah penemuan
dari
Archimedes (287-212 SM) yang saat ini diwariskan kepada
kita dan lebih dikenal dengan sebutan
“Prinsip
Archimedes”. Prinsip Archimedes menyatakan bahwa : Ketika sebuah benda tercelup
seluruhnya atau sebagian di dalam zat cair, zat cair akan memberikan gaya ke atas (gaya apung) pada
benda, di mana besarnya gaya ke atas (gaya apung) sama dengan berat zat cair yang
dipindahkan.
Dapat
dilihat bahwa besarnya gaya ke atas yang dialami benda di dalam fluida
bergantung pada massa jenis fluida, volume fluida yang dipindahkan, dan
percepatan gravitasi Bumi. Anda telah mengetahui bahwa suatu benda yang berada
di dalam fluida dapat terapung, melayang, atau tenggelam, berikut uraiannya.
a)
Terapung
Benda
yang dicelupkan ke dalam fluida akan terapung jika massa jenis benda lebih
kecil daripada massa jenis fluida (ρb < ρf). Massa
jenis benda yang terapung dalam fluida memenuhi persamaan berikut.
atau
dengan: Vbf
= volume benda yang tercelup dalam fluida (m3),
Vb
= volume benda (m3),
hbf
= tinggi benda yang tercelup dalam fluida (m),
hb
= tinggi benda (m),
ρb
= massa jenis benda (kg/m3), dan
ρf
= massa jenis fluida (kg/m3).
Gambar 7.13 Balok
kayu bervolume 100 cm3 dimasukkan ke dalam air.
Sebuah balok kayu ( ρ = 0,6 kg/m3)
bermassa 60 g dan volume 100 cm3dimasukkan ke dalam air. Ternyata,
60 cm3 kayu tenggelam sehingga volume air yang dipindahkan sebesar
60 cm3 ( 0,6 N ).
b)
Melayang
Benda yang dicelupkan
ke dalam fluida akan melayang jika
massa jenis benda sama dengan massa jenis fluida (ρb= ρf).
Berat benda
sama dengan gaya Archimedes. Semua benda
tercelup dalam fluida sehingga volume benda yang tercelup sama dengan volume
benda seluruhnya. Pada saat
benda tepat pada dasar bejana, benda tidak menekan pada dasar bejana.
c)
Tenggelam
Benda
yang dicelupkan ke dalam fluida akan tenggelam jika massa jenis benda lebih
besar daripada massa jenis fluida (ρb > ρf). Jika
benda yang dapat tenggelam dalam fluida ditimbang di dalam fluida tersebut,
berat benda akan menjadi
atau
dengan: wbf
= berat benda dalam fluida (N), dan w
= berat benda di udara (N).
Gambar (a)
Balok aluminium dengan volume 100 cm3 di udara. (b) Balok aluminium
dengan volume 100 cm3 ditimbang di dalam air.
Perhatikanlah
Gambar Aluminium (ρ = 2,7 g/cm3) yang bermassa 270
g dan memiliki volume 100 cm3, ditimbang di udara. Berat aluminium
tersebut sebesar 2,7 N. Ketika penimbangan dilakukan di dalam air, volume air
yang dipindahkan adalah 100 cm3 dan menyebabkan berat air yang
dipindahkan sebesar 1 N (m = ρV dan w = mg).
Dengan demikian, gaya ke atas FA yang dialami aluminium sama dengan
berat air yang dipindahkan, yaitu sebesar 1 N. Berat aluminium di dalam air
menjadi:
wbf = w –
FA
= 2,7 N – 1 N
= 1,7 N
C. Aplikasi Hukum Archimedes Dalam Kehidupan Sehari-
hari.
Hukum Archimedes banyak
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya pada hidrometer, kapal
laut, kapal selam, balon udara, dan galangan kapal. Berikut ini prinsip kerja
alat-alat tersebut , yaitu:
a) Hukum Archimedes pada Hidrometer
Gambar Hidrometer
Hidrometer
adalah alat yang digunakan untuk mengukur massa jenis zat cair. Proses
pengukuran massa jenis zat cair menggunakan hidrometer dilakukan dengan cara
memasukkan hidrometer ke dalam zat cair tersebut. Angka yang ditunjukkan oleh
hidrometer telah dikalibrasi sehingga akan menunjukkan nilai massa jenis zat
cair yang diukur. Berikut ini prinsip kerja hidrometer.
Gaya ke atas = berat hidrometer
FA = whidrometer
ρ1V1
g = mg
Oleh karena volume fluida yang
dipindahkan oleh hidrometer sama dengan luas tangkai hidrometer dikalikan
dengan tinggi yang tercelup maka dapat dituliskan
ρ1 (Ah1)
= m
dengan: m = massa
hidrometer (kg),
A = luas tangkai (m2),
hf = tinggi
hidrometer yang tercelup dalam zat cair (m), dan
ρf = massa jenis zat
cair (kg/m3).
Hidrometer
digunakan untuk memeriksa muatan akumulator mobil dengan cara membenamkan
hidrometer ke dalam larutan asam akumulator. Massa jenis asam untuk muatan
akumulator penuh kira-kira = 1,25 kg/m3 dan mendekati 1 kg/m3
untuk muatan akumulator kosong.
b)
Kapal Laut dan Kapal Selam
Kapal yang terbuat dari baja dapat terapung di laut hal ini karena peristiwa
yang berhubungan dengan
gaya apung yang dihasilkan oleh kapal baja tersebut. Perhatikan gambar kapal selam berikut:
Gambar
Kapal Selam
Kapal
yang sama pada saat kosong dan penuh muatan. Volume air yang di pindahkan oleh
kapal ditandai dengan tenggelamnya kapal hingga batas garis yang ditunjukkan
oleh tanda panah. Balok besi yang
dicelupkan ke dalam air akan tenggelam, sedangkan balok besi yang sama jika
dibentuk menyerupai perahu akan terapung. Hal ini disebabkan oleh jumlah fluida
yang dipindahkan besi yang berbentuk perahu lebih besar daripada jumlah fluida
yang dipindahkan balok besi. Besarnya gaya angkat yang
dihasilkan perahu besi sebanding dengan volume
perahu yang tercelup dan volume fluida yang dipindahkannya. Apabila gaya angkat
yang dihasilkan sama besar dengan berat perahu maka perahu akan terapung. Oleh
karena itu, kapal baja didesain cukup lebar agar dapat memindahkan volume
fluida yang sama besar dengan berat kapal itu sendiri.
Gambar Penampang
kapal selam ketika (a) terapung, (b) melayang, dan (c) tenggelam.
Kapal selam dapat terapung, melayang,
dan menyelam. Kapal
selam memiliki tangki pemberat di dalam lambungnya yang berfungsi mengatur
kapal selam agar dapat terapung, melayang, atau tenggelam. Untuk menyelam,
kapal selam mengisi tangki pemberatnya dengan air sehingga berat kapal selam
akan lebih besar daripada volume air yang dipindahkannya. Akibatnya, kapal
selam akan tenggelam. Sebaliknya, jika tangki pemberat terisi penuh dengan
udara (air laut dipompakan keluar dari tangki pemberat), berat kapal selam akan
lebih kecil daripada volume kecil yang dipindahkannya sehingga kapal selam akan
terapung. Agar dapat bergerak di bawah permukaan air laut dan melayang, jumlah
air laut yang dimasukkan ke dalam tangki pemberat disesuaikan dengan jumlah air
laut yang dipindahkannya pada kedalaman yang diinginkan.
c)
Balon Udara
Balon
berisi udara panas kali pertama diterbangkan pada tanggal 21 November 1783.
Udara panas dalam balon memberikan gaya angkat karena udara panas di dalam
balon lebih ringan daripada udara di luar balon. Balon udara bekerja
berdasarkan prinsip Hukum Archimedes. Menurut prinsip ini, dapat dinyatakan
bahwa sebuah benda yang dikelilingi udara akan mengalami gaya angkat yang
besarnya sama dengan volume udara yang dipindahkan oleh benda tersebut. Balon udara dapat mengambang di udara
karena memanfaatkan prinsip Hukum Archimedes.
Gambar Balon Udara
Contoh soal 1 :
Sebuah batu
bermassa 40 Kg berada di dasar sebuah kolam. Jika volume batu 0,2
m3, berapakah gaya minimum
yang diperlukan untuk mengangkat batu tersebut ?
Penyelesaian
:
Dik : massa
batu (m) = 40 Kg
Volume
batu (V) = 0,02 m3
Massa
jenis air() = 1000 Kg/m3
g
= 10 m/s2
Dit :F min….?
Dij :
F apung =
wF
F
apung = mF
g m =
F
apung = F
gV
F
apung = (1000 Kg/m3)(10 m/s2)(0,02 m3)
F
apung = 200 Kgm/s2
F
apung = 200 N
Berat batu (w) = mg
Berat
batu = (40 kg)(10 m/s2)
Berat
batu = 400 kgm/s2
Berat
batu = 400 N
Gaya
minimum yang diperlukan untuk mengangkat batu :
Berat
batu – Gaya apung = 400 N – 200 N = 200 Newton.
Contoh
soal 2 :
Berat
benda di udara adalah
5000 Kgm/s2 dan berat benda tersebut dalam air 4000 Kgm/s2 . Jika massa
jenis benda adalah 2000 Kg/m3, maka berapakah volume dan massa benda tersebut ? (g = 10 m/s2).
Penyelesaian :
Dik :Percepatan
gravitasi (g) = 10 m/s2
massa
jenis benda() = 2000 Kg/m3
Massa
jenis air () =
1000 Kg/m3
Berat
benda di udara = 5000 Kgm/s2
Berat
benda dalam air = 4000 Kgm/s2
Dit : a.
V….?
b. m….?
Dij :
a. Gaya
apung (F apung) = Berat benda di udara – Berat benda dalam air
F
apung = 5000 Kgm/s2 – 4000 Kgm/s2
F
apung = 1000 Kgm/s2
F
apung = Berat air yang dipindahkan
F
apung = (massa air)(g)
F
apung = (volume air yang dipindahkan)(massa jenis air)(g)
Volume
air yang dipindahkan =
Volume
air yang dipindahkan =
Volume
air yang dipindahkan =
Volume
air yang dipindahkan = 0,1 m3
Volume
air yang dipindahkan = Volume benda yang menyelam dalam air
Jadi, volume benda = 0,1 m3
b.
Massa
benda
=
m =
m = (2000Kg /
m3 )(0,1m3 )
m = 200Kg
jadi, massa
benda = 200 Kg
Contoh
soal 3 :
Berapakah
volume helium yang diperlukan apabila sebuah balon harus mengangkat 500 Kg beban ?
Penyelesaian :
Dik : massa
jenis helium ( = 0,1786 Kg/m3
Massa
jenis udara = 1,293 Kg/m3
Dit :V….?
Dij :
Gaya
apung = Berat udara yang dipindahkan = Berat beban + Berat helium
Gaya
apung = Berat beban + berat helium
Gaya
apung = (massa beban)(g) + (massa helium)(g)
Gaya
apung = (massa beban + massa helium)g….(persamaan 1)
Gaya
apung = Berat udara yang dipindahkan
Gaya
apung = (massa udara yang dipindahkan)(g) ….(persamaan 2)
Kita
gabungkan persamaan 1 dan persamaan 2 :
(massa
beban + massa helium)(g) = (massa udara yang dipindahkan)(g)
massa
beban + massa helium = massa udara yang dipindahkan
500
kg + ( helium)(V helium) = ( udara)(V udara)
500
kg = ( udara)(V udara) - ( helium)(V helium)
Volume
udara yang dipindahkan (V udara) = Volume helium yang mengisi balon (V helium)
500
kg = ( udara - helium)(V)
V=
V=
V=
V=448,7
Ini
adalah volume helium minimum yang diperlukan untuk mengangkat beban di
permukaan bumi. Agar balon
bisa mengapung lebih tinggi, volume helium perlu ditambah. Volume helium perlu
ditambah karena massa jenis udara berkurang
terhadap ketinggian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar